Minggu, 17 Juni 2012


Nama : Ditya Indraswary
NPM : 42210111
Kelas : 2 DA 04


1.     jenis jenis perencanaan wirausaha
a. Perencanaan Strategis
Adalah perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan. Wirausahawan memandang organisasi sebagai satu unit total dan memutuskan apa yang hendak dilakukanyan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasinya. Perencanaan jangka panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa yang akan dilakukan oleh organisasi agar berhasil dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun mendatang.
  • Definisi Strategis
Adalah suatu rencana luas dan umum yang dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasi  jangka panjang.  Strategi adalah hasil akhir dari perencanaan strategis. Agar strategi bisa berdaya guna , ia harus konsisten dengan tujuan organisasional yang pada akhirnya harus konsisten dengan maksud organisasional.
  • Manajemen Strategi
Walaupun perumusan strategi adalah salah satu langkah dalam proses manajemen strategis, perumusan strategi lebih banyak mendapatkan perhatian dalam literatur manajemen dibandingkan proses lainnya.
  • Pertanyaan dalam Merumuskan Strategi
Ø  Apakah tujuan dan maksud dari organisasi itu? Jawaban pertanyaan ini adalah memberitahukan kearah mana organisasi tersebut diarahkan. Strategi yang tepat guna mencerminkan maksud dan tujuan organisasi.
Ø  Kemankah organisasi ini akan diarahkan? Jawabannya dalah bisa dengan memberitahukan pada wirausahawan apakah organisasi sedang mencapai tujuannya, jika iya, apakah tingkat kemajuan ke arah pencapaian tujuan tersebut memuaskan atau tidak.
Ø  Dengan jenis kondisi lingkungan apa organisasi tersebut mempunyai keberadaan? Baik lingkungan internal dan eksterbal, maupun faktor-faktor di dalam dan diluar organisasi, termasuk apa yang ditanyakan oleh pertanyaan ini. Jawabannya bisa membantu wirausahawan didalam menetapkan kekuatan, kelemahan, masalah-masalah, dan kesempatan organisasi yang ada.
b. Perencanaan Taktis
Adalah perencanaan jangka pendek yang menekankan pada operasi berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan. Wirausahawan menggunakan perencanaan taktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagi bagian dari organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun atau kurang.
Wirausahawan memerlukan perencanaan strategis maupun taktis, tetapi kedua program tersebut harus saling berhubungan agar tercapai suatu keberhasilan. Perencanaan taktis hendaknya dipusatkan pada apa yang akan dilakukan dalam jangka pendek untuk membantu mencapai tujuan jangka panjang yang ditentukan dengan perencanaan strategis.
C. Perencanaan dan Tingkat Manajemen
Manajemen adalah puncak dari suatu organisasi, mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau tidak. Walaupun semua tingkat manajemen terlibat dalam proses perencanaan, manajemen tingkat atas biasanya menggunakan waktu perencanaan yang lebih banyak dibandingkan manajemen tingkat bawah. Manajemen tingkat bawah biasanya lebih terlibat dengan kegiatan operesional dan organisasi, dan karenanya mempunyai waktu lebih sedikit dalam proses perencanaan dibanding dengan manajemen tingkat atas. Manajemen menengah biasanya menggunakan waktu lebih sedikit dibanding manajemen tingkat atas.
( Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/perencanaan-organisasi-kewirausahaan/ )

2.     Pendekatan dalam Perencanaan Organisasi Wirausaha
Tiga pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksankan funsi perencanaan adalah :
Pendekatan Probabilitas Tinggi
Pendekatan probabilitas tinggi perencanan didasarkan pada filsafat bahwa seharusnya terdapat probabilitas tinggi bahwa organisasi tidak bias mencapai keberhasilan. Perencanaan menggunakan pendekatan probabilitas tinggi yang ditunjukkan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bias diterima.
Pendekatan maksimasi
Pendekatan maksimasi didasarkan pada filsafat bahwa organisasi hendaknya mencapai keberhasilan sebesar mungkin. Perencana biasanya  menggunakan maksimasi dan  secara konstan menggunakan teknik kuantitatif dan paling banyak digunakan adalah model matematis. Perencana membangun model otomatis dari system yang mereka rencanakan dan mendasarkan model tersebut bereaksi dengan perubahan dari luar. Melalui penggunaan model tersebut dn teknis matematis lainnya, perencana pendekatan makimasi mencoba untuk:
1.       meminimasi sumber daya yang digunakan untuk mendapat tingkat prestasi (performance) tertentu
2.       memaksimumkan prestasi yang bisa dicapai dengan sumber daya yang diharapkan tersedia
3.       mendapat keseimbangan biaya (sumber daya yang dikonsumsi) dan manfaat (prestasi) yang terbaik
Pendekatan maksimasi perencanaan seperti pendekatan probabilitas tinggi yang mempunyai keutungan dan kerugian. Keuntungan adalah pendekatan ini secara kontinyu menekankan padapencapaian kuntungan potensial penuh dari organisasi dn mengunakan teknik kuantitatif yang canggih untuk mengembangkan rencananya. Kerugian pendekatan ini yaitu biasanya memperlakukan komponen organisasi sepenuhnya bisa dikuantifikasi dan bisa diprediksi.
Pendekatan adaptasi
Pendekatan adaptasi menekankan bahwa perencanaan yang efektif dipusatkan pada usaha membantu organisasi untuk berubah atau menyesuaikan diri denga variabel eksternal atau internal. Pendekatan ini didasarkan pada filsafat bahwa suatu ketidak mampuan beradaptasi adalah kendala besar bagi keberhasilan orgnisasi.
Perencana yang menggunakan pendekatan ini yaitu:
  1. melihat perubahan organisasional yang tidak bisa dihindari
  2. memusatkan diri pada antisipasi perubahan masa depan
  3. menentukan, melalui analisa organisasional, bagaimana memodifikasi organisasi ketika tiba saat untuk berubah
Keuntungan pendekatan adaptasi yaitu dfokuskan pada lingkungan eksternal dan internal dari organisasi untuk memprediksi perubahan organisasional. Tanpa memandang pendekatan perencanaan yang digunakan, analisa lingkungan adlah perlu agar orgnisasi tetap mempunyai keberadaan.  Kerugian pendekatan ini termasuk penekanan yang kurang pada tujuan organisasi dibanding dengan pendekatan probabilitas tinggi dan pendekatan adaptasi dan kemungkinan bahwa analisa orgnisasi dan perubahan yang dihasilkan lenih merupakan akhir dari perencanaan daripada sebagai alat mencapai keberhasilan.

3. Alat Perencanaan Organisasi Wirausaha

Adalah teknik yang digunakan wirausahawan untuk membantu mengembangkan rencan-rencana.
Peramalan (forecasting)
Adalah teknik prediksi terjadinya lingkungan masa depan yang akan mempengaruhi operasi organisasi. Walaupun teknik peramalan yang canggih relatif modern, konsep peramalan  bisa ditelusuri kembali sekurang-kurangnya pada literatur manjemen dari Fayol. Arti penting dari peramalan terletak pada kemampuannya untuk membantu wirausahawan mengerti dengan lebih baik perbaikan masa depan dari lingkungan organisasional, yang pada gilirannya membantu wirausahawan untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
Walaupun suatu proses  peramalan organisasional yang lengkap bisa dan biasanya semua tipe peramalan yang disinggung pada paragraf terdahulu, peramalan penjualan dikutip sebagai ”kunci” peramalan organisasional. Ramalan penjualan adalah suatu prediki tentang seberapa tinggi dan rendahnya penjualan selama periode waktu yang diramalkan. Ramalan penjualan adalah ramalan ”kunci” karena ia bertindak sebagai garis pendoman fundamental bagi perencanaan dalam organisasi . Sekali ramalan penjualan telah dilengkapi, wirausahawan bisa memutuskan apakah lebih banyak penjualan yanh harus disewa, apakah lebih banyak dana bagi ekspansi pabrik yang hrus dibutuh kan, atau apakah pengurangan tenaga kerja dan pemotongan pada bidang tertentu adalah perlu bagian berikut.
Metode Analisa Runtun Waktu ( time series analysis method )
Metode analisia runtun waktu memprediksi penjualan dimasa mendatang dengan menganalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan . Informasi  menun jukan hubungan antara waktu dan penjualan bisa disajikan dalam bentuk grafik . Penyajian ini dengan jelas menunjukan kecenderunagn dimasa lalu , yang bisa digunakan untuk meramal penjualan dimasa mendatang .
Hasil dari metode analisa runtun waktu dipandang sangat  dibutuhkan oleh wirausahawan. Akan tetapi, karena dalam jangka panjang  produk umumnya melewati  apa yang dinamakan siklus hidup produk, hasil tersebut bisa dianggap sebagai terlalu optimis. Siklus hidup produk ada lima tahap melalui mana hampir semua produk dan jasa baru akan melewatinya. Lima tahap tersebut adalah pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan,  kejenuhan, penurunan, dan kemandekan.
Penjadwalan (scheduling)
Pada dasarnya penjawalan adalah proses perumusan daftar aktivitas yang mendetail yang harus di laksanakan untuk mwencapai tujuan organisasdi. Daftar aktivitas tersebut merupakan bagian integral dari rencana organisasional.peta Gannt (Gannt Chart) dan analisa network adalah dua teknik penjadwalan yang akan dibahas pada paragraf berikut.
Peta Gannt (Gannt Chart)
Peta Gannt adalah peralatan penjadwalan yang dikembangkan oleh Henry L. Gannt. Peta ini pada dasarnya diagram balok (bar graph) dengan waktu pada sumbu harisontal dan sumber daya yang dijadwalkan beradA pada sumber vertikal. Sumber daya yang mungkin Dijadwalkan.
Teknik Evaluasi dan Telaah program (program evaluation and review techniqui) tau pert
Kelemahan dari peta gannt adalah bawaan ia tidak mengandung suatu informasi tentang saling hubungan di antara tugas-tugas yang yanng di laksanakan. Semua tugas yang di laksanakan di cantumkan pada peta, tetapi tidak ada cara untuk memberitahukan apakah suatu tugas harus di laksanakan sebelum tugas yang lainnya bisa di selesaikan . Teknik Evaluasi dan Telaah pragram (PERT),suatu teknik yang berasal sebagian dari teknik peta grannt, adalah alat penjadwalan yang dirancang untukmenekankan pada saling hubungan diantara tugas-tugas.
Definisi Pert
PERT adalah jaringan aktivits proyek yang menujukan baik estimasi waktu yang diperlukandalam proyek,maupun hubungan berangkai antara aktivitas-aktivitas yang harus diikuti untuk menyelesaikan proyek.
Jaringan pert mengandung dua elemen utama : aktivitas peristiwa. Aktivitas adalahperaangkat perilaku tertentu dalam proyek. Sementara peristiwa adalah penyelesaian tugas untuk proyek. Dalam jaringan PERT tiap-tiap peristiwa di berikan aktivitas yang berhubungan yang harus dilaksanakan sebelum peristiwa tersebut terwujud.
Jalur Kratis (CriticalPath)
Perhatian hendaknya dipusatkan pada jalur kritis dari jaringan PERT.jalur kritis adalah rangkaiandari peristiwa dan aktivitas yang memerlukan periade waktu paling lama untuk diselesaikan.Julur ini di namakan jalur kritis karnrna penunaan pada waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan rangkaian ini akan menyebabkan penundaan pada proyek.
Langkah Langkah didalam Mendisain Jaringan PERT
Didalam mendisain suatu jaringan PERT, wirausahaan hendaknya mengikuti empat langkah utama berikut ini :
Langkah 1 Wirausahaan hendaknya mencantumkan (a)semua aktivitas/peristiwa yang harus diselesaikanuntuk suatu proyek dan(b) urutan dengan mana aktivitas/peristiwa tersebut harus dilaksanakan.
Langkah 2Wirasahawan hendaknya menentukan berapa banyak waktu yang di butuhkanuntuk menyelesaikantiap-tiap aktivitas/peristiwa
Langkag 3 Wirausahawanhendaknya mendisain suatu jaringan PERT yang mencerminkan semua informasiyang terkandung pada langkah 1 dan 2.
Langkah 4 wirausahaan hendaknya mengidefikasi.
( Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/perencanaan-organisasi-kewirausahaan/ )

4. Teori Organisasi Wirausaha
Neo Klasik, teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilag teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Hmmm, jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang kontribusinya relatif kecil terhadap perusahaan. Kasihan bener ya tapi Masa sih? …… Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Kata Grebel dkk, “There is no space for an entrepreneur in neoclassical theory”. Nah loh, jadi dimana letak teori kewirausahaannya dong? Tapi sebagai titik awal masih bermanfaat juga kok. Kan konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo Klasik masih mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu. Dan individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur, yang akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya.
Schumpeter’s entrepreneur, kajian schumpeter lebih banyak dipengaruhi oleh kajian kritisnya terhadap teori keseimbangan (equilibrium theory)-nya Walras. Waduh…. harus mengulang kembali berbagai teori-teori ekonomi nih hehehe. Menurut beliau, untuk mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan “cara yang sama” sampai mencapai keseimbangan. Jadi kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang menurut Schumpeter disebut “situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan. Hmmm agak jelimet juga nih. Saya mencoba membuat interpretasi lain terhadap pernyataan teoritis tersebut, “Orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang tidak akan membawa perubahan“. Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap dinamika di balik perubahan ekonomi yang diamatinya secara empiris. Singkat cerita, akhirnya beliau menemukan unsur eksplanatory-nya yang disebut “inovasi“. Dan aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang inovatif yang akan membuat perubahan. Hmmmm, begitulah “warisan” dari Om Schumpeter hehehe.
Austrian School, Mengutip Adaman dan Devine (2000), masalah ekonomi mencakup mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para entrepreneur yang bersiang. Hmmmmmm…… tambah bingung nih. Ada dua konsep utama disini yaitu pengetahuan tersembunyi (orang lain belum tahu) yang dikaji oleh Hayek dan kewirausahaan oleh Mises. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi melalui tindakan entrepreneural. Dan seorang entrepreneur akan mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan. Oooohhh begitu toh, jadi artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan (atau informasi) baru (dimana orang banyak belum mengetahuinya). Dan pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Wah beda-beda tipis ya dengan schumpeter dengan konsep inovasinya. Kan dengan inovasi juga kita bisa mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.
Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses perubahan yang berkelanjutan. Dan proses inilah yang merupakan titik awal dari pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan. Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut kadang mengalami sukses dan gagal (hmmm memang begitu adanya ya hehehe). Namun seorang entrepreneur selalu berusaha memperbaiki kesalahannya. Wah kalo begitu sih, ternyata orang tua Saya sudah memahami Austrian Sholl ini dong. Buktinya mereka sering berkata:”Kegagalan itu adalah sukses yang tertunda”, “Belajarlah dari kesalahan”, atau “Hanya keledai lah yang terperosok dua kali” hehehe. Kasihan bener ya keledai :)Padahal “keledai” yang berjumpalitan beberapa kali (gagal dan gagal lagi) akhirnya bisa juga menemukan kesuksesan, itulah seorang entrepreneur.
Kirzerian Entrepreneur, Kirzer memakai pandangannya Misesian tentang “human action” dalam menganalisis peranan entrepreneural. Singkat kata, unsur entrepreneur dalam pengambilan keputusan manusia dikemukan oleh Om Kirzer ini lho. Wah beliau ini pasti setuju deh dengan jargon “the man behind the gun” ya hehehe. Menurut beliau, “knowing where to look knowledge”. Dan dengan memanfaatkan pengetahuan yang superior inilah seorang entrepreneur bisa menghasilkan keuntungan. Petuah lain dari beliau adalah “This insight is simply that for any entrepreneurial discovery creativity is
never enough: it is necessary to recognize one’s own creativity
“.
( Sumber : Sumber : http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/bhermana/2008/04/05/sejarah-dan-teori-kewirausahaan/ )

5. Departementalisasi Rentang Manajemen
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut : 1. Fungsi 2. Produk atau jasa 3. Wilayah 4. Langganan 5. Proses atau peralatan 6. Waktu 7. Pelayanan 8. Alpa – numeral 9. Proyek atau matriks

Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.


6. Bagaimana tentang pengembangan organisasi wirausaha?

a. Strategi untuk mengubah nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu dapat beradaptasi dengan dengan lingkungannya.
    b. Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.
    c. PO merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi.
    d. PO merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
    e. PO lebih menekankan pada system sebagai sasaran perubahan.
f. PO meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
( Sumber : http://umatcentre.blogspot.com/2012/06/tugas-kewirausahaan.html )

7. Etika dan Bisnis Kewirausahaan
Etika bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsure yang berpengaruh pada perusahaan juga sangat menentukan maju atau mundurnya perusahaan.
Menurut zimmer (1996:20) , etika bisnis adalah suatu kode etik perilak pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan melakukan “apa yang benar” untuk menentang apa yang salah dan buruk. Menurut Ronald J Ebert dan icky M Griffin (200:80), etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan. Mengapa demikian? Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang berpengaruh pada perusahaan yaitu pemilik kepentingan internal dan eksternal. Investor, karyawan, manajemen dan pimpinan perusahaan merupakan pemilik perusahaan merupakan pemilik kepentingan internal. Sedangkan pelanggan, asosiasi dagang, kreditor, pemasok, pemerintah, masyarakat umum adalah pemilik kepentingan eksternal.
 
8. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis dan Perilaku Bisnis
1.      Kesatuan (Unity)
Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen,serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan agama,ekonomi,dan sosial demi membentuk kesatuan.Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horisontal,membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam.
2.      Keseimbangan (Equilibrium)
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis,Islam mengharuskan untuk berbuat adil,tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai.Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Maidah : 8 yang artinya : “Hai orang-orang beriman,hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT,menjadi saksi dengan adil.Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah karena adil lebih dekat dengan takwa”.
3.      Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam,tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.Kepentingan individu dibuka lebar.Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat.infak dan sedekah.
4.      Tanggungjawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabiliats.untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan,manusia perlu mempertnaggungjawabkan tindakanya.secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas.Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.
5.      Kebenaran: kebajikan dan kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan,mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat,sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi ,kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.
9. Cara Mempertahankan Standar Etika Bisnis dalam Wirausaha
A.     Menciptakan kepercayaan perusahaan
B.     Jalankan kode etik
C.     Lindungi hak perorangan
D.     Adakan pelatihan etika
E.      Lakukan audit etika secara periodik
F.      Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jagan hanya aturan
G.     Hindari contoh etika yang tercela
H.     Ciptakan budaya komunikasi dua arah
10. Tanggung Jawab Perusahaan terhadap Wirausaha
Tanggung jawab perusahaan, meliputi:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan
    Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan,    melestarikan dan menjaga lingkungan.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan
    Semua aktivitas sumber daya manusia diarahkan pada tanggung jawab kepada karyawan, dengan cara:
· Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
· Memberikan umpan balik, baik yang positif maupun negatif
· Menceritakan kepada karyawan tentang kepercayaan
· Membiarkan karyawan mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya
· Memberikan imbalan kepada karyawan dengan baik
· Memberikan kepercayaan kepada karyawan
3.  Tanggung jawab terhadap pelanggan
   Tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan, meliputi dua kategori, yaitu:
· Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
· Memberikan harga produk yang wajar dan adil
Selain itu, perusahaan juga harus melindungi hak-hak pelanggan, yaitu:
· Hak untuk mendapatkan produk yang aman
· Hak untuk mendapatkan informasi tentang segala aspek
· Hak untuk didengar
· Hak untuk memilih apa yang akan dibeli
4. Tanggung jawab terhadap investor
     Tanggung jawab berupa menyediakan pengembalian investasi yang menarik dengan   memaksimumkan laba dan melaporkan kinerja keuangan seakurat dan setepat mungkin.
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Tanggung jawab berupa menyediakan dan menciptakan kesehatan dan menyediakan berbagai kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar