Senin, 18 Juni 2012


Nama : Ditya Indraswary
NPM : 42210111
Kelas : 2 DA 04

1.     Jenis – Jenis Pengawasan Wirausaha
Terdapat tiga jenis dalam pengawasan

a.      Pra-pengawasan
Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan dinamakan pra-pengawasan atau pengawasan kedepan (feed-forward control). Pra-pengawasan menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yamg diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan terjadi. Dengan ini manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan aturan yang ditunjukan pada dihilangkannya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa depan.
b.      Pengawasan yang Bersamaan dengan Pelaksanaan Kegiatan
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan yang dilaksanakan dinamakan Pengawasan “concurrent’ . Pengawasan concurrent tidak hanya berhubungan dengan kinerja kemanusiaan saja tetapi juga pada bidang-bidang seperti kinerja peralatan-peralatan atau penampakan departemen.
C.   Pengawan Umpan Balik
      Pengaawasan yang dipusatkan pada organisasional di masa lalu dinamakan penagawasan umpan balik. Ketika menggunakan tipe pengawasan ini, wirausahawan sesungguhnya berusaha mengambil tindakan koreksi dalam organisasi dengan melihat sejarah pada organisasional selama periode


2. Fungsi Pengawasan dalam Kewirausahaan

Pengawasan bisa merupakan proses yang sangat rumit dan mendetail.
Wiraswastawan hendaknya mengambil langkah-langkah untuk menghindari
hambatan potensial bagi pengawasan.

1. Membuat Pengawasan Berhasil.
Wiraswastawan bisa melaksanakan aktivitas tertentu untuk membuat
proses pengawasan mereka menjadi lebih efektif, maka wiraswastawan
harus yakin bahwa :
a. Berbagai fase dari proses pengawasan adalah sesuai dengan aktivitas
    organisasional tertentu yang difokuskan.
b. Aktivitas pengawasan digunakan untuk mencapai jenis tujuan yang berbeda.
c. Informasi yang digunakan untuk mengambil tindakan koreksi adalah
    tepat pada waktunya.
d. Mekanisme proses pengawasan bisa dimengerti oleh semua individu
    yang ikut terlibat dengan implementasi proses.

3. Alat – alat yang di gunakan dalam Pengawasan Kewirausahaan

        Alat pengawasan adalah prosedur atau teknik tertentu yang menyajikan informasi organisasional yang berhubungan sedemikian rupa sehingga  wiraswastawan akan dibantu di dalam mengembangkan dan  mengimplementasikan strategi pengawasan organisasional yang sesuai.

Alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah :
1. Manajemen Pengecualian (Management by Exception), adalah teknik
    pengawasan memungkinkan hanya penyimpangan kecil saja antara kinerja
    aktual yang mendapatkan perhatian dari wiraswastawan. Manajemen dengan
    pengecualian akan menghasilkan manfaat tambahan dengan menjamin
    penggunaan waktu wiraswastawan yang paling baik. Wiraswastawan
     hendaknya mencoba menghilangkan kelemahan dan memperkokoh kekuatan .
2. Analisa Pulang-Pokok (Break Even Analysis).
3. Analisa Rasio.
4. Penganggaran. Anggaran adalah rencana keuangan sekali pakai yang
     meliputi periode waktu tertentu.


4. Bentuk-bentuk Kepemilikan Wirausaha
Bentuk bentuk kepemilikan bisnis dibagi kedalam beberapa macam jenis yaitu:
1.      Perusahaan perseorangan
Perusahan yang dimiliki dan di kelola oleh satu orang. Usaha dan pemiliknya adalah satu kesatuan dan sama di mata hukum.
    2. Persekutuan
       Persekutuan adalah kerjasama antara dua orang atau lebih yang bersama-sama yang      memiliki perusahan dengan tujuan untuk menghasilkan laba.
3. Persekutuan Terbatas
— Bentuk persekutuan terbatas dan kepemilikannya
— Informasi izin tertulis persekututan terbatas
4. Persekutuan dengan kewajiban terbatas
Jenis persekutuan terbatas dimana semua sekutu adalah sekutu terbatas, yang di beberapa negara bagian harus terdiri atas para profesional.
5. Persekutuan terbatas utama
Persekutuan yang sahamnya diperdagangkan dibursa saham, seperti perseroan.Struktur bisnis yang relatif baru
6. Perseroan

5. Bentuk – Bentuk Komunikasi dalam Wirausaha

Komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, tergantung dari segi peninjauannya. Ada sepuluh kriteria yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi komunikasi.
a. Jenis komunikasi menurut lawan bicara
b. Jenis komunikasi menurut jumlah orang yang berkomunikasi
c. Jenis komunikasi menurut cara penyampaian
d. Jenis komunikasi menurut tujuan
~ Komunikasi untuk memberi perintah
~ Komunikasi untuk memberi nasehat atau ucapan selamat
~ Komunikasi untuk wawancara
e. Jenis komunikasi menurut prosesnya
~ Komunikasi langsung (tanpa perantara atau mediator)
~ Komunikasi tidak langsung (menggunakan mediator)
f. Jenis komunikasi menurut perilaku
~ Komunikasi formal (lisan maupun tertulis)
~ Komunikasi informal (lisan maupun tertulis)
g. Jenis komunikasi menurut ruang lingkup
~ Komunikasi internal (berlangsung dalam suatu organisasi)
~ Komunikasi eksternal (berlangsung antara pihak yang berada di dalam organisasi dengan pihak luar)
h. Jenis komunikasi menurut aliran informasi
~ Komunikasi vertical kebawah (top-down)
~ Komunikasi vertical keatas (botton-up)
i. Jenis komunikasi menurut jaringan
~ Komunikasi menurut jaringan kerja rantai
j. Jenis komunikasi menurut total hubungan
~ Komunikasi menurut hubungan tunggal langsung (antara seorang dengan seorang bawahannya)
~ Komunikasi menurut hubungan kelompok langsung.
~ Komunikasi menurut hubungan silang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar